I. Pendahuluan
a. Latar belakang
Kata
"biji" adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta, bija. Kata
"biji" acap dipertukarkan penggunaannya dengan "benih" dan
"bibit". Dalam istilah teknis pertanian dan kehutanan,
"benih" adalah biji yang dipersiapkan khusus untuk menghasilkan
tanaman baru, sedangkan "bibit" (atau juga disebut "semai")
adalah tanaman (atau hewan) muda siap tanam (kalau hewan, siap dibesarkan)
setelah ditumbuhkan atau dibesarkan sampai umur tertentu atau hasil perbanyakan
tanaman dengan cara yang lain (misalnya cangkok, stek, okulasi dan lain-lain).
Biji (bahasa Latin:semen)
adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji
dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau
Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang
evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga
dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran
keturunan).
Di
samping itu dalam bahasa awam kata "biji" juga kerap dilekatkan
secara kurang tepat: 'biji' padi (gabah), 'biji' jagung, dan 'biji' bunga
matahari --misalnya-- yang secara botani sesungguhnya adalah buah kering tak
memecah, sementara bijinya yang sejati terletak di dalamnya. Juga 'biji' mangga
dan 'biji' aneka buah batu lainnya, yang sebetulnya biji terlapis oleh
endokarp; yakni bagian dalam buah yang mengeras atau liat untuk melindungi biji
yang sesungguhnya.
Bakal biji
(bahasa Latin: ovulum, berarti "telur kecil") adalah struktur
pada tumbuhan berbiji yang melindungi dan menjadi tempat bersemayamnya sel
telur (ovum). Bakal biji akan berkembang menjadi biji setelah dibuahi.
II. Struktur
Biji
Biji tersusun atas tiga
komponen utama, yakni:
A.
Kulit
Biji
Kulit biji adalah bagian biji yang
berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).
Pada
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) monokotil
memiliki ciri utama
berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporafil (daun buah). Tumbuhan
ini memiliki habitat semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang,
batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang. Berfungsi menyerap zat
makanan dari endospermae pada saat biji berkecambah.
Contoh
tumbuhan monokotil (Angiospermae) sbb :
1.
Melindjo (Gnetum
gnemon Linn)
·
Biji:
Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar.
2.
Pinang
·
daun berbentuk tabung dengan panjang
80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan
ujung sobek dan bergerigi
·
bunga seludang (spatha) yang panjang
dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm
·
Buah buni bulat
telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 - 7 cm, dengan dinding buah
yang berserabut
·
Biji berbiji
1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.
3.
Jagung ( Zea mays
)
·
Akar (radix) :Jagung memilikki
sistem akar serabut (radix adventicia) yaitu akar lembaga yang dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang
lebih sama besarnya dan semuanya keluar dari pangkal batang
·
Batang (caulis) : Batang jagung
tegak dan mudah terlihat, Batangnya beruas-ruas terbungkus oleh pelepah daun
yang berasal dari buku-bukunya
·
Daun (folium) : Jagung memilikki
daun yang sempurna/lengkap karena memilikki helaian daun (lamina),tangkai daun
(petiolus),dan upih/pelepah daun (vagina).
·
Bunga (flos) : Bunga pada jagung
digunakan untuk alat perkembangbiakkan, jagung memilikki dua jenis bunga
(jantan dan betina) yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).
·
Buah (fructus) : Buah pada jagung
merupakan buah sejati tunggal yang kering
Kulit biji (Angiospermae) tersusun atas dua lapisan, yakni :
a.
lapisan
kulit luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan
pelindung utama bagian dalam biji. Bagian luar ini juga dapat memperlihatkan
warna dan gambaran yang berbeda-beda : merah, biru, perang, kehijau-hijauan ada
yang licin rata ada pula yang memiliki permukaan yang keriput.
b.
Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis
seperti selaput dan seringkali disebut sebagai kulit ari.
Gymnospermae adalah tumbuhan
yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal
biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2. Pada
umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar
berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral
terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan
floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai
akar, batang, dan daun sejati.
4. Bentuk
perakaran tunggang.
5. Daun
sempit, tebal dan kaku.
6. Tulang
daun tidak beraneka ragam.
7. Tidak
memiliki bunga sejati.
8. Alat
kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur
terdapat dalam strobilus betina.
9. Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun
runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang
terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini
tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10. Sperma atau
sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung
serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan
biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae
memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang
berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak
banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat
pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
Contoh tumbuhan Dikotil
(Gymnospermae)
·
Akar berakar
tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak, dan kayunya bergetah.
·
Daunnya
berupa daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung
dan pangkal daun runcing, tepi daun rata,
·
Mahoni
baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning
kecoklatan, benang
sari melekat pada mahkota,
kepala sari putih, kuning kecoklatan
·
Batang
lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir
2.
Beringin
(Ficus
benyamina L)
·
Akar berakar
tunggang
·
Batang
tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada
batang keluar akar gantung (akar udara).
·
Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan dan pertulangan menyirip
·
Bunga
tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat
·
Buah
buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah.
·
Biji
bulat, keras, putih.
3.
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L )
·
Akar : berbintil-bintil
terdapat bakteri rhizobium .
·
Batang : Herba
·
Daun : Majemuk , menyirip , lonjong
, tepi rata , ujung runcing, pangkal tumpul , dan berbulu
Contohnya kulit biji Dikotil (Gymnospermae) terdiri
atas tiga lapisan, yakni:
a.
Kulit
luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna
hijau kemudian berwarna kuning dan akhirnya merah.
b.
Kulit
tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu,
menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.contohnya kelapa (cocos
nucifera)
c.
Kulit
dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada inti biji.
B. Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang
menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari
tali pusarnya.
C. Inti
Biji (Nucleus seminis)
Inti
biji adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji
terdiri atas :
a.
Lembaga (embryo) yang
merupakan calon individu baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru ,
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga didalam biji
telah memperlihatkanketiga bagian utama tubuh tumbuhan,
b.
Akar
lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya akan tumbuh terus merupakan
akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini ujungnya menghadap kearah liang
biji, dan pada perkecam,bahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji
dan keluar melalui liang
c.
Daun
lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga
mempunyai fungsi :
·
Sebagai
tempat penimbunan makanan
·
Sebagai
alat untuk melakukan asimilasi (pengolahan zat organik )
·
Sebagai
alat penghisap makanan (skutelum).
d.
Batang
lembaga (cauliculus), yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
·
Ruas batang diatas daun lembaga
(internodium epicotylum)
·
Ruas batang dibawah daun lembaga
(internodium hypocotylum).
e.
Putih
lembaga (albumen) Adalah
jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan.
Namun cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga melainkan dalam daun
lembaga, maka dari itu daun lembaga menjadi tebal.
Menurut asalnya jaringan yang
menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi, putih lembaga dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
·
Putih lembaga dalam
(endospermium), jika jaringan penimbunan makanan itu terdiri atas sel-sel yang
berasal dari inti kandung lembaga skunder yang kemudian setelah dibuahi oleh
salah satu inti sprma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbunan makanan
ini. Melihat asalnya putih lembaga dalam ini, maka biji dengan bagian ini hanya
dalam ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
·
Putih
lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji diluar
kandung lembaga, entas dari nuselus entah dari selaput bakal biji.
D. Bagian-bagian
tambahan pada kulit luar biji meliputi :
1.
Sayap
(ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam pemencaran oleh
angin. Contoh biji Moringa oleifera
2.
Bulu
(coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut.
Bulu-bulu ini memiliki fungsi seperti sayap yaitu memudahkan beterbangannya
biji oleh tiupan angin. Contoh Gossypium sp.
3.
Salut
biji (arillus). Contoh pada Durio zibethinus
4.
Salut
biji semu (arillodium),
5.
Pusar
biji (hilus), ykni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan
dengan tali pusar. Contoh pada Vigna sinensis
6.
Liang
biji (micropyle), yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari. Contoh
pada biji Ricinus communis
7.
Berkas-berkas
pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus.
Contoh Vitis vinifera
8.
Tulang-tulang
biji (raphe), yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh pada biji Ricinus
communis
Batang
lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk
lembaga (plumula). Calon-calon daun itu ada yang sudah jelas, ada pula yang
belum , sehingga yang dinamakan plumula sering kali hanya berupa titik tumbuh
batang lembaga saja.Jika akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung,
maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya pun mempunyai suatu selubung
yang disebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum).
Jumlah
daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan
penggolongan tumbuhan biji :
·
Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga. Lembaga yang hanya
memiliki satu daun lembaga disebut tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), karena biji tampak utuh/tunggal
·
Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas terlihat
terdiri atas dua belahan daun atau dua keping, tumbuhan ini dinamakan tumbuhan
biji belah (dicotyledoneae).
·
Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga dapat sampai 15.
Tumbuhan ini termasuk dalam golongan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
Bagian bagian biji lebih rincinya
A. Kulit Biji (Testa)
Kulit biji terletak
paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi
selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan
dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar
dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang
lain pada biji itu. Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai suatu
lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa
ruang – ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri
atas selulosa, lignin dan juga kitin.
Lapisan testa terdiri dari :
Sarkotesta : Lapisan terluar
Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
Ada bagian-bagian yang
sering menyertai permukaan biji, yang pada masing-masing biji mempunyai bagian
yang berbeda. Bagian-bagian itu adalah:
Sayap (Ala)
Merupakan pelebaran
dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
Bulu (Coma)
Merupakan
penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus.
Salut Biji
(Arillus)
Merupakan
pertumbuhan dari tali pusar.
Salut Biji Semu
(Arillodium)
Merupakan
pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
Pusar Biji (Hilus)
Merupakan berkas
perlekatan dengan tali pusar.
Liang Biji
(Microphyle)
Liang kecil berkas
masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi
liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan dan lunak yang
disebut karankula.
Berkas-Berkas
Pembuluh Pengangkutan (Chalaza)
Merupakan tempat
pertemuan antara intergumen dengan nukleus.
Tulang Biji (Raphe)
Terusan tali pusar
pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.
Pada biji-biji tertentu ada lapisan luar yang menjadi
berlendir apabila terkena air. Lendir merupakan bagian berpektin pada lapisan
dinding selnya yang akan mengembung bila terkena air dan akan memperlihatkan
tekstur bergaris – garis. Lamela tengah tidak cukup elastik untuk menampung
pembengkakan sehingga menjadi robek dan lapisan dinding luar yang berkutin
tertutup kutikula, terangkat dan pecah – pecah. Dibawah epidermis terdapat 1
atau 2 lapisan sel. Dibawah lapisan sel – sel tersebut ada lapisan sel – sel
sklerenkim memanjang yang bernoktah. Sklerenkim ini letaknya sejajar tegak
lurus terhadap sel – sel parenkim. Sel parenkim ini mengandung banyak pati yang
diserap oleh jaringan lain selama perkembangan biji itu.
B.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan kandungan yang
ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau
bahkan tidak ada Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan
berfungsi sebagai jaringan penyimpan.
Cadangan makanan memperkuat daya serap biji
akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam perkembangannya. Cadangan makanan
bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis, mengandung butir
aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalam selnya.
Perkembangan cadangan makanan umunya
dimulai sebelum perkembangan embrio. Cadangan makanan berkembang dari pembelahan
mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan
dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder.
Cadangan makanan tersebut kaya akan zat –
zat makanan, yang disediakan bagi embrio yang sedang berkembang. Pada sebagian besar
monokotil, cadangan makanan memupuk zat – zat makanan yang digunakan oleh biji
setelah perkecambahan yang biasa disebut dengan endosperm. Pada banyak dikotil,
cadangan makanan diangkut ke Cotyledon (keping biji) sebelum biji itu
menyelesaikan perkembangannya dan sebagai akibatnya biji dewasa ini tidak
mengandung endosperma.
Jaringan cadangan makanan pada biji yang
bertumbuh dapat terjadi dari sel – sel berdinding tipis dengan vakuola besar –
besar yang mengandung substansi cadangan.
Cadangan makanan mempunyai 2 tipe dinding sel, yaitu :
Dinding tipis : cadangan makanannya disimpan didalam
selnya
Dinding tebal : cadangan makanannya disimpan
didindingnya.
C. Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang
terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan.
Embrio merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai
kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma
yang merupakan persediaan makanan.
Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
terdiri dari:
Radikula (akar lembaga atau calon akar)
Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang
Monokotil : berkembang menjadi akar serabut
Cotyledon (daun lembaga)
Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama
kecambah
Cauliculus (batang lembaga)
Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
Struktur Anatomi Biji
a) Kulit biji : terletak di bagian luar biji dan melapisi
seluruh bagian biji.
b) Hipokotil : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat pada
kotiledon.
c) Radikula : bagian terminal (ujung).
d) Epikotil : bagian atas pangkal.
e) Plumula : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang
daun.
f) Kotiledon : bagian cadangan makanan
g) Hilum
(Tali Pusat ) : Tali
pusat ini merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan papan biji
(plasenta). Fungsinya menyuplai makanan/nutrisi untuk biji sampai biji itu
matang.
Perbedaan biji monokotil dan dikotil
Biji Monokotil:
1) Berkeping satu
2) Terdapat endosperma
3) Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari
endosperma
Biji Dikotil:
1) Berkeping dua
2) Tidak ada endosperma
3) Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari cotyledon
Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji
menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang
sesuai. Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan
penyerapan air oleh biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang,
memecahkan kulit biji, dan memicu perubahan metabolic pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan
kecil) dari dalam biji merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem
primer, yaitu :
a.Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis
b.Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar diantara stele dan epidermis
c.Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat, yaitu floem dan xylem
Tahapan dan perkembangan
a.Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
b.Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
c.Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan
fungsi
d.Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ
tumbuhan
e.Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain
memiliki
kekhususan dalam bentuk dan fungsi
Berdasarkan letak kotiledonnya,
perkecambahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Perkecambahan Epigeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon
terangkat keatas tanah. Ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) akan
tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan
kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun
pertamanya. Sedang kotiledon akan layu dan rontok karena cadangan makanannya
telah habis oleh embrio yang berkecambah. Contohnya pada perkecambahan kacang
hijau dan kacang tanah.
b. Perkecambahan Hypogeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap
tertanam di bawah. Tumbuhnya epikotil memanjang sehingga plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tertinggal di dalam tanah. Contohnya pada perkecambahan kacang kapri dan
jagung.
Urutan proses perkecambahan:
a.Masuknya air kedalam biji atau imbibisi
b.Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar
cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
c.Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan
penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
d.Embrio tumbuh dan berkembang
Bagian – bagian perkecambahan :
a. Radikula
Adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa
perkecambahan. Fungsinya untuk menyokong dan menyuplai bahan – bahan makanan
untuk di proses pada bagian tanaman lainnya.
b. Kotiledon
Adalah daun kecil yang terletak di bawah daun pertama
kecambah. Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan dan asimilasi.
c. Cauliculus
Adalah bakal calon batang yang tumbuh selama masa
perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang akan mengalami perkembangan
ke atas untuk membentuk batang.
Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas
kotiledon
d. Testa
Adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji.
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kasih
sendiri menurut andaaa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar